RSS FEED

Rabu, 16 Februari 2011

Pengertian Metode Ilmiah

Dari segi maknanya, pengetahuan ilmu sepanjang yang terbaca dalam pustaka menunjuk pada sekurang-kurangnya tiga hal, yakni pengetahuan, aktivitas dan metode. Pengerttian ilmu sebagai penegetahuan itu sesuai dengan asal usul istilah inggris science yang berasal dari perkataan latin scientia. Kata scientia ini berasal dari bentuk kata kerja scire yang artinya mempelajari dan mengetahui.
Dengan demikian, dapatlah dipahami bilamana ada makna tamabahan dari ilmu sebagai aktivitas. Istilah ilmu untuk menyebut suatu metoda guna memperoleh pengetahuan yang objektif dan dapat diperiksa kebenarannya. Istilah science digunakan untuk menentukan suatu metoode untuk memperoleh pengetahuan objektif dan dapat diuji kebenerannya. Secara praktis penggunaan istilah science seperti ini adalah sinonim dengan “scientific method” (metode ilmiah).
Demikianlah makna ganda dari pengertian ilmu. Tetapi pengertian ilmu sebagai pengetahuan, aktivitas atau metode itu bila ditinjau lebih mendalam sesungguhnya tidak saling bertentangan. Bahkan sebaliknya, ketiga hal itu merupakan kesatuan logis yang mesti ada secara berrurutan. Ilmu harus diusahakan dengan aktivitas metodis itu mendatangkan pengetahuan yang sistematis.
Metode ilmiah boleh dikatakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Metode ilmiah pun dapat diartikan sebagai prosedur yang mencakup berbagai tindakan pikiran, pola kerja, tata langkah, dan cara tekhnis untuk memperoleh pengetahuan baru atau menegembangkan pengetahuan yang ada.
Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilmiah berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian sistematis. Karena itu, penelitian dan metode ilmiah mempunyai hubungan yang dekat sekali, jika tidak dikatakan sama. Dengan adanya metode ilmiah, pertanyaan-pertanyaan dalam mencari dalil umum akan mudah terjawab, seperti menjawab seberapa jauh, mengapa begitu, apakah benar, dan sebagainya
Kriteria Metode Ilmiah
Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut:.
1. BerdasarkanFakta
2. Bebas dari Prasangka
3. Menggunakan Prinsip Analisa
4. Menggunakan Hipotesa
5. Menggunakan Ukuran Obyektif






Tujuan Mempelajari Metode Penulisan Ilmiah
Tujuan METODE ILMIAH adalah mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan.
Sikap Ilmiah
Istilah sikap dalam bahasa Inggris disebut “Attitude” sedangkan istilah attitude sendiri berasal dari bahasa latin yakni “Aptus” yang berarti keadaan siap secara mental yang bersifat untuk melakukan kegiatan. Triandis mendefenisikan sikap sebagai : “ An attitude ia an idea charged with emotion which predis poses a class of actions to aparcitular class of social situation” .
Rumusan di atas diartikan bahwa sikap mengandung tiga komponen yaitu komponen kognitif, komponen afektif dan komponen tingkah laku. Sikap selalu berkenaan dengan suatu obyek dan sikap terhadap obyek ini disertai dengan perasaan positif atau negatif. Secara umum dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu kesiapan yang senantiasa cenderung untuk berprilaku atau bereaksi dengan cara tertentu bilamana diperhadapkan dengan suatu masalah atau obyek.
Menurut Baharuddin (1982:34) mengemukakan bahwa :”Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan. Dengan perkataan lain kecendrungan individu untuk bertindak atau berprilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah. Beberapa sikap ilmiah dikemukakan oleh Mukayat Brotowidjoyo (1985 :31-34) yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah, antara lain :
• Sikap ingin tahu
• Sikap kritis
• Sikap obyektif
• Sikap ingin menemukan
• Sikap tekun
Langkah-Langkah Dalam Metode Ilmiah
Metode ilmiah dalam meneliti mempunyai kriteria serta langkah-langkah tertentu dalam Metode ilmiah bekerja. seperti di bawah ini.
1. Perumusan masalah
Permasalahan merupakan pertanyaan ilmiah yang harus diselesaikan. Permasalahan dinyatakan dalam pertanyaan terbuka yaitu pertanyaan dengan jawaban berupa suatu pernyataan, bukan jawaban ya atau tidak.
• Batasi permasalahan seperlunya agar tidak terlalu luas.
• Pilih permasalahan yang penting dan menarik untuk diteliti.
• Pilih permasalahan yang dapat diselesaikan secara eksperimen.
2. Penyusunan kerangka berfikir
Penyusunan kerangka berfikir dalam pengajuan hpotesis yang merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai factor yang saling mengkait dan membentuk konstelasi permasalahan kerangka berfikir ini di susun secara rasional berdasarkan permis-premis ilmiah yang telah teruji kebenarannya dengan memperhatikan factor- factor empiris yang relevan dengan permasalahan.
3. Perumusan hipotesa
Hipotesis merupakan suatu ide atau dugaan sementara tentang penyelesaian masalah yang diajukan dalam proyek ilmiah. Hipotesis dirumuskan atau dinyatakan sebelum penelitian yang seksama atas topik proyek ilmiah dilakukan, karenanya kebenaran hipotesis ini perlu diuji lebih lanjut melalui penelitian yang seksama. Yang perlu diingat, jika menurut hasil pengujian ternyata hipotesis tidak benar bukan berarti penelitian yang dilakukan salah.
• Gunakan pengalaman atau pengamatan lalu sebagai dasar hipotesis
• Rumuskan hipotesis sebelum memulai proyek eksperimen
4. Pengujian hipotesa
Eksperimen dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Perhitungkan semua variabel, yaitu semua yang berpengaruh pada eksperimen. Ada tiga jenis variabel yang perlu diperhatikan pada eksperimen: variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol.
Varibel bebas merupakan variabel yang dapat diubah secara bebas. Variabel terikat adalah variabel yang diteliti, yang perubahannya bergantung pada variabel bebas. Variabel kontrol adalah variabel yang selama eksperimen dipertahankan tetap.
• Usahakan hanya satu variabel bebas selama eksperimen.
• Pertahankan kondisi yang tetap pada variabel-variabel yang diasumsikan konstan.
• Lakukan eksperimen berulang kali untuk memvariasi hasil.
• Catat hasil eksperimen secara lengkap dan seksama.
5. Penarikan kesimpulan
Kesimpulan proyek merupakan ringkasan hasil proyek eksperimen dan pernyataan bagaimana hubungan antara hasil eksperimen dengan hipotesis. Alasan-alasan untuk hasil eksperimen yang bertentangan dengan hipotesis termasuk di dalamnya. Jika dapat dilakukan, kesimpulan dapat diakhiri dengan memberikan pemikiran untuk penelitian lebih lanjut.
• Jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis:
• Jangan ubah hipotesis
• Jangan abaikan hasil eksperimen
• Berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai
• Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya untuk menemukan penyebab ketidaksesuaian
• Bila cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi atau susun ulang eksperimen.

Klasifikasi Penelitian menurut Tujuan
1. Penelitian Dasar (Basic Research) : ialah penelitian yang meliputi pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Penelitian Terapan (Applied Research) : merupakan penelitian yang menyangkut aplikasi teori untuk memecahkan permasalahan tertentu.
3. Penelitian Evaluasi (Evaluation Research) : adalah penelitian yang diharapkan dapat memberikan masukan atau mendukung pengambilan keputusan tentang nilai relatif dari dua atau lebih alternatif tindakan.
4. Penelitian dan Pengembangan (Research and Development) : merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan produk sehingga produk tersebut mempunyai kualitas yang lebih tinggi.
5. Penelitian Tindakan (Action Research) : adalah penelitian yang dilakukan untuk segera dipergunakan sebagai dasar tindakan pemecahan masalah yang ada.
Klasifikasi Penelitian menurut Metode
1. Penelitian Survey : ialah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis. Penelitian survey pada umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam.
2. Penelitian Ex Post Facto : adalah suatu penelitian untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut ke belakang untuk untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Misalnya : penelitian untuk mengungkapkan sebab-sebab terjadinya kebakaran pabrik sepatu.
3. Penelitian Sejarah (Historical Research): adalah penelitian yang berkenaan dengan analisis yang logis terhadap kejadian-kejadian yang berlangsung di masa lalu.

Referensi :
http://blogbahrul.wordpress.com/2007/11/28/sikap-ilmiah/
http://khaerul21.wordpress.com/2009/03/25/metode-ilmiah/
http://classassignment.wordpress.com/2009/03/30/metode-ilmiah/

Jumat, 11 Februari 2011

KARYA ILMIAH DAN KARYA NON ILMIAH

1. KARYA ILMIAH

1.1 PENGERTIAN KARYA ILMIAH.

Karya ilmiah adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyrakat keilmuan.

Karya ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan gagasan, deskripsi, atau pemecahan masalah secara sistematis, disajikan secara objektif danjujur dengan menggunakan bahasa baku, serta didukung oleh fakta, teori dan bukti-bukti empiric.

1.2 CIRI-CIRI KARYA ILMIAH

a. Empiris : Merupakan pembahasan suatu hasil penelitian

b. Bersifat metodis dan sistematis. Dalam pembahasan masalah digunakan metode tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol secara tertib dan rapi.

c. Objektif, bebas dari prasangkan perorangan/pribadi.

d. Analitis, tulisan ilimiah berusaha membeda-bedakan pokok soalnya kedalam bagian yang lebih rinci.

e. Verifikatif, mengandung kebenaran ilmiah yang dapat diuji.

1.3 SIKAP ILMIAH

Sikap juga merupakan kemampuan internal yang berperan dalam mengambil tindakan. Dimana tindakan yang akan dipilih, tergantung pada sikapnya terhadap penilaian akan untung atau rugi, baik atau buruk, memuaskan atau tidak, dari suatu tindakan yang dilakukannya.

Sikap merupakan kecenderungan pembelajaran untuk memilih sesuatu. Efek sikap ini dapat diamati dalam reaksi pembelajar (positif atau negatif). Sikap juga merupakan salah satu dari enam faktor yang memotivasi belajar. Sikap dalam hal ini adalah suatu kombinasi, informasi, dan emosi yang dihasilkan di dalam predisposisi untuk merespon orang, kelompok, gagasan, peristiwa, atau obyek tertentu secara menyenangkan atau tidak menyenangkan.

Kurniadi (1988) dikutip dari pendapat M. O. Edward yang merumuskan perilaku kreatif sikap ilmiah dari kata-kata ide (gagasan) berikut :
I : Imagination (imajinasi).
D : Data (Fakta).
E : Evaluation (evaliuasi).
A : Action (tindakan).

Adapun sikap ilmiah secara umum adalah sebagai berikut :

· sikap ingin tahu

Apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya,maka ia berusaha mengetahuinya, senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiwa, kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah, memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.

· Sikap kritis

Tidak langsung begitu saja menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat, kebiasaan menggunakan bukti – bukti pada waktu menarik kesimpulan, Tidak merasa paling benar yang harus diikuti oleh orang lain, bersedia mengubah pendapatnya berdasarkan bukti-bukti yang kuat.

· Sikap obyektif

Melihat sesuatu sebagaimana adanya obyek itu, menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh pikirannya sendiri. Dengan kata lain mereka dapat mengatakan secara jujur dan menjauhkan kepentingan dirinya sebagai subjek.

· Sikap ingin menemukan

Selalu memberikan saran-saran untuk eksprimen baru, kebiasaan menggunakan eksprimen-eksprimen dengan cara yang baik dan konstruktif, selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.

· Sikap menghargai karya orang lain

Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.

· Sikap tekun

Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan, tidak akan berhenti melakukan kegiatan –kegiatan apabila belum selesai, terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.

· Sikap terbuka

Bersedia mendengarkan argumen orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang diketahuinya.buka menerima kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya.

1.4 MACAM-MACAM KARYA ILMIAH

· Artikel ilmiah

Karya tulis yang dirancang untuk dimuat di jurnal atau buku kumpulan artikel, di tulis dengan tatacara ilmiah dan disesuaikan dengan konversi ilmiah yang berlaku.

· Makalah ilmiah

Karya tulis yang memuat hasil pemikiran tentang masalah, di susun secara sistematis dan runtut dan disertai analisis yang logis dan objektif.

· Laporan penelitian

Karya tulis yang berisi paparan proses dan hasil penelitian.

2. KARYA NON ILMIAH

2.1 PENGERTIAN

Karya non ilmiah sangat bervariasi topic dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum, ditulis berdasarkan fakta pribadi , umumnya bersifat subyektif, gaya bahasanya bias konkret atau abstrak, gaya bahasanya formal dan popular.

2.2 Ciri-ciri karya non ilmiah

· Emotif

kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi.

· Persuasi

penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative.

· Deskriptif

pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.

· Kritik tanpa dukungan bukti.

2.3 Macam-macam karya non ilmiah

· Dongeng

Merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan mahluk lainnya.

· Cerpen

Suatu bentuk naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang.

· Novel

Sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif. Biasanya dalam bentuk cerita.

· Drama

Adalah suatu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh actor.

· Roman

Adalah sejenis karya sastra dalam bentuk prosa atau gancaran yang isinya melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing.

sumber :

http://id.wikipedia.org

http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/07/karya-ilmiah-dan-non-ilmiah.html

http://fpmipa.upi.edu/bi/pdf/Karya%20ilmiah.pdf

http://veblue.blogspot.com/2010/03/hakikat-karya-ilmiah.html

Jenis – Jenis Kalimat

Pengertian dan apa itu kalimat sudah dibahas sebelumnya (klik di sini) . Berikut ini adalah jenis-jenis kalimat yang dapat digolongkan ke dalam beberapa kelompok.

A. Berdasarkan Pengucapan

Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Kalimat Langsung

Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat langsung juga dapat diartikan kaliamt yang memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain (orang ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah.

Contoh:

- Ibu berkata: “Rohan, jangan meletakkan sepatu di sembarang tempat!”

- “Saya gembira sekali”,kata ayah,”karena kamu lulus ujian”.

2. Kalimat Tak Langsung

Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah dirubah menjadi kalimat berita.

Contoh:

- Ibu berkata bahwa dia senang sekali karena aku lulus ujian.

- Kakak berkata bahwa buku itu harus segera dikembalikan.

.

B. Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal)

Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Kalimat Tunggal

Kallimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana. Kalimat-kalimat yang panjang dapat dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar yang sederhana dan dapat juga ditelusuri p0la-pola pembentukannya. Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah:

* KB + KK (Kata Benda + Kata Kerja)

Contoh: Victoria bernyanyi

. S P

* KB + KS (Kata Benda + Kata Sifat)

Contoh: Ika sangat rajin

. S P

* KB + KBil (Kata Benda + Kata Bilangan)

Contoh: Masalahnya seribu satu.

. S P

Kalimat tunggal dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda.

Contoh : Saya siswa kelas VI.

2. Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.

Contoh : Adik bernyanyi.

Setiap kalimat tunggal di atas dapat diperluas dengan menambahkan kata-kata pada unsur-unsurnya. Dengan penambahan unsur-unsur itu, unsur utama dari kalimat masih dapat dikenali. Suatu kalimat tunggal dapat diperluas menjadi dua puluh atau lebih. Perluasan kalimat tesebut terdiri atas:

1. Keterangan tempat, seperti di sini, dalam ruangan tertutup, lewat Bali, sekeliling kota.

2. Keterangan waktu, seperti: setiap hari, pada pukul 21.00, tahun depan, kemarin sore, minggu kedua bulan ini.

3. Keterangan alat (dengan + kata benda), seperti: dengan linggis, dengan undang-undang itu, dengan sendok, dengan wesel pos, dengan cek.

4. Keterangan modalitas, seperti: harus, barangkali, seyogyanya. sesungguhnya, sepatutnya.

5. Keternagan cara (dengan + kata sifat/kata kerja), seperti: dengan hati-hati, seenaknya saja, selekas mungkin.

6. Keterangan aspek, seperti akan, sedang, sudah, dan telah.

7. Keterangan tujuan, seperti: agar bahagia, untuk anaknya, supaya aman, bagi mereka.

8. Keterangan sebab, seperti: karena rajin, sebab berkuasa, lantaran panik.

9. Keterangan aposisi adalah keterangan yang sifatnya menggantikan, seperti: penerima Sepatu Emas, David Beckham.

10. Frasa yang, seperti: mahasiswa yang IP-nya 3 ke atas, pemimpin yang memperhatikan rakyat.

Contoh perluasan kalimat tunggal adalah:

1. Victoria akan bernyanyi di Las Vegas.

2. Masalahnya seribu satu yang belum terpecahkan.

3. Ika sangat rajin menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.

2. Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis, yaitu:

2.1. Kalimat Majemuk Setara (KMS)

Kalimat ini terbentuk dari 2 atau lebih kalimat tunggal dan kedudukan tiap kalimat sederajat. Kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bagian, yaitu:

* KMS Penggabungan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata dan atau serta.

Contoh:

- Kami mencari bahan dan mereka meramunya.

- Ratih dan Ratna bermain bulu tangkis di halaman rumah.

* KMS Pertentangan. Dua kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata tetapi, sedangkan, namun, melainkan. Kedua kalimat tersebut menunjukkan hubungan pertentangan.

Contoh:

- Indonesia adalah negara berkembang, sedangkan jepang termasuk negara yang sudah maju.

- Bukan saya memecahkan gelas itu, melainkan kakak.

* KMS Pemilihan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata atau.

Contoh:

- Makalah ini harus dikumpukan besok atau minggu depan.

- Aku atau dia yang akan kamu pilih.

* KMS Penguatan. Dua atau lebih kalimat tunggal dihubungkan dengan kata bahkan.

Contoh:

- Dia tidak hanya cantik, bahkan dia juga sangat baik hati.

- Pencuri itu tidak hanya dipukuli oleh masa, bahkan dia disiksa dengan sadis.

* KMS yang dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian, untuk menandakan suatu kejadian yang berurutan.

Contoh:

- Mula-mula disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SD, kemudian disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SMP.

2.2 Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)

Kalimat majemuk setara terdiri atas satu suku kaliamat bebas dan satu suku kalimat yang tidak bebas. Kedua kalimat tersebut memiliki pola hubungan yang tidak sederajat. Bagian yang memiliki kedudukan lebih penting (inti gagasan) disebut sebagai klausa utama (induk kalimat). Bagian yang lebih rendah kedudukakannya disebut dengan klausa sematan (anak kalimat).

Ada beberapa penanda hubungan / konjungsi yang dipergunakan oleh kalimat majemuk bertingkat, yaitu:

1. Waktu : ketika, sejak

2. Sebab: karena, Olehkarenaitu, sebab, oleh sebab itu

3. Akibat: hingga, sehingga, maka

4. Syarat: jika, asalkan, apabila

5. Perlawanan: meskipun, walaupun

6. Pengandaian: andaikata, seandainya

7. Tujuan: agar, supaya, untukbiar

8. Perbandingan: seperti, laksana, ibarat, seolah‐olah

9. Pembatasan: kecuali, selain

10. Alat: dengan+ katabenda: dengan tongkat

11. Kesertaan: dengan+ orang

Contoh:

- Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.

Induk kalimat: Para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.

Anak kalimat: Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern.

2.3 Kalimat Majemuk Campuran

Kalimat majemuk campuran terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat atau kebalikannya.

Contoh:

- Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.

KMS: Kami berhenti dan langsung pulang.

KMC: Kami berhenti karena hari sudah malam.

. Kami langsung pulang karena hari sudah malam.h

- Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.

KMS: Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja.

KMB: Mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.

.

C. Berdasarkan Isi atau Fungsinya

Kalimat dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:

1. Kalimat Perintah

Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) dalam penulisannya. Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.

Macam-macam kalimat perintah :

* Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.

Contoh : Gantilah bajumu !

* Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.

Contoh Jangan membuang sampah sembarangan !

* Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.

Contoh : Tolong temani nenekmu di rumah !

2. Kalimat Berita

Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Dalam penulisannya, biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan dengan intonasi menurun. Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan.

Macam-macam kalimat berita :

* Kalimat berita kepastian

Contoh : Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.

* Kalimat berita pengingkaran

Contoh : Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.

* Kalimat berita kesangsian

Contoh : Bapak mungkin akan tiba besok pagi.

* Kalmat berita bentuk lainnya

Contoh : Kami tidak taahu mengapa dia datang terlambat.

3. Kalimat Tanya

Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya(?) dalam penulisannya dan dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan adalah bagaimana, dimana, berapa, kapan.

Contoh:

- Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan disainnya?

- Kapan Becks kembali ke Inggris?

4. Kalimat Seruan

Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan perasaa ‘yang kuat’ atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi dalam pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya.

Contoh:

- Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.

- Bukan main, eloknya.

.

D. Berdasarkan Unsur Kalimat

Kalimat dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:

1. Kalimat Lengkap

Kalimat lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari satu buah subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap.

Contoh :

- Mahasiswa berdiskusi di dalam kelas.

. S P K

- Ibu mengenakan kaos hijau dan celana hitam.

. S P O

2. Kalimat Tidak Lengkap

Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna karena hanya memiliki subyek saja, atau predikat saja, atau objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap biasanya berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan dan kekaguman.

Contoh:

- Selamat sore

- Silakan Masuk!

- Kapan menikah?

- Hei, Kawan…

.

E. Berdasarkan Susunan S-P

Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Kalimat Versi

Kalimat versi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjeknya. Kata atau frasa tertentu yang pertama muncul akan menjadi kunci yang akan mempengaruhi makna untuk menimbulkankesan tertentu, dibandingkan jika kata atau frasa ditempatkan pada urutan kedua. Kalimat ini biasanya dipakau untuk penekanan atau ketegasan makna.

Contoh:

- Ambilkan koran di atas kursi itu!

. P S

- Sepakat kami untuk berkumpul di taman kota.

. S P K

2. Kalimat Inversi

Kalimat inversi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan pola kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-O-K).

Contoh:

- Penelitian ini dilakukan mereka sejak 2 bulan yang lalu.

. S P O K

- Aku dan dia bertemu di cafe ini.

. S P K

.

F. Berdasarkan Bentuk Gaya Penyajiannya (Retorikanya)

Kalimat dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:

1. Kalimat Yang Melepas

Kalimat yang melepas terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh unsur utama (induk kalimat) dan diikuti oleh unsur tambahan (anak kalimat). Unsur anak kalimat ini seakan-akan dilepaskan saja oleh penulisnya. Jika unsur anak kalimat tidak diucapkan, kalimat itu sudah bermakna lengkap.

Contoh;

- Saya akan dibelikan vespa oleh Ayah jika saya lulus ujian sarjana.

- Semua warga negara harus menaati segala perundang-undangan yang berlaku agar kehidupan di negeri ini berjalan dengan tertib dan aman.

2. Kalimat yang Klimaks

Kalimat klimaks terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan diikuti oleh induk kalimat. Kalimat belum dapat dipahami jika hanya membaca anak kalimatnya. Sebelum kalimat itu selesai, terasa masih ada sesuatu yang ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh karen itu, penyajian kalimat ini terasa berklimaks dan terasa membentuk ketegangan.

Contoh:

- Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke kantornya.

- Setelah 1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan akhirnya tiga sandera warga negara Prancis itu dibebaskan juga.3.

3. Kalimat Yang Berimbang

Kalimat yang berimbang disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk campuran, Struktur kalimat ini memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan dituangkan ke dalam bangun kalimat yang simetri.

Contoh:

- Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestik berlomba melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam.

- Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat beribadat dengan leluasa.

.

G. Berdasarkan Subjeknya

Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Kaliamat Aktif

Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan me- dan ber-. Predikat juga dapat berupa kata kerja aus (kata kerja yang tidak dapat dilekati oleh awalan me–saja), misalnya pergi, tidur, mandi, dll (kecuali makan dan minum).

Contoh:

- Mereka akan berangkat besok pagi.

- Kakak membantu ibu di dapur.

Kalimat aktif dibedakan menjadi 2, yaitu:

1.1 Kalimat Aktif Transitif

Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawalam me- dan selalu dapatt dirubah menjadi kalimat pasif.

Contoh: Eni mencuci piring.

. S P O1

1.2 Kalimat Aktif Intransitif

Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawaln ber-. Kalimat yang berawalan me- tidak diikuti dengan O1. Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kalimat pasif.

Contoh:

- Mereka berangkat minggu depan.

. S P K

- Amel menangis tersedu-sedu di kamar.

. S P K

1.3 Kalimat Semi Transitif

Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kal pasif karena disertai oleh pelengkap bukan objek.

Contoh:

- Dian kehilangan pensil.

. S P Pel.

- Soni selalu mengenderai sepeda motor ke kampus.

. S P Pel K

2. Kalimat Pasif

Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di- dan ter- dan diikuti oleh kata depan oleh.

Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

2.1 Kalimat Pasif Biasa

Kalimat pasif ini biasanya diperoleh dari kalimat aktif transitif. Predikat pada kalimat ini berawalan di-,ter-,ke-an.

Contoh:

- Piring dicuci Eni.

. S P O2

2.2 Kalimat Pasif Zero

Kalimat pasif zero adalah kalimat yang objek pelakunya(O2) melekat berdekatan dengan O2 tanpa disisipi dengan kata lain. Predikat pada kalimat ini berakhiran -kan dan akan terjadi penghilangan awalan di-. Predikatnya juga dapat berupa kata dasar berkelas kerja kecuali kata kerja aus. Kalimat pasif zero ini berhubungan dengan kalimat baku.

Contoh:

- Ku pukul adik.

. O2 P S

- Akan saya sampaikan pesanmu.

. O2 P S

Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif :

1. Subjek pada kalimat aktif dijadikan objek pada kalimat pasif.

2. Awalan me- diganti dengan di-.

3. Tambahkan kata oleh di belakang predikat.

Contoh : Bapak memancing ikan. (aktif)

. Ikan dipancing oleh bapak. (pasif)

4. Jika subjek kalimat akrif berupa kata ganti maka awalan me- pada predikat dihapus, kemudian subjek dan predikat dirapatkan.

Contoh : Aku harus memngerjakan PR. (aktif)

. PR harus kukerjakan. (pasif)

http://freezcha.wordpress.com/2010/05/08/jenis-jenis-kalimat/

Kamis, 10 Februari 2011

Kutipan dan Daftar Pustaka

KUTIPAN
***Pengertian Kutipan***
Kutipan adalah pengambil alihan satu kalimat atau lebih dari karya tulisan lain untuk tujuan ilustrasi atau memperkokoh argument dalam tulisan itu sendiri. Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.

***Prinsip Mengutip***
1. Penulis harus menahan diri agar tidak mengutip terlalu banyak sehingga tulisan
yang disusun menjadi suatu himpunan kutipan;

2. Penulis harus memahami bahwa kutipan hanya menjadi bukti penunjang pendapat
penulis;

3. Kutipan dianggap benar jika penulis menunjukkan tempat atau asal kutipan
sehingga pembaca dapat mencocokkan kutipan dengan sumber aslinya;

4. Kutipan hendaknya diambil seperlunya agar tidak merusak uraian sebenarnya;

5. Pada kutipan langsung, penulis tidak boleh mengubah apapun dan andaikata
penulis tidak menyetujui apa yang dikutipnya atau menemukan kesalahan, ia
dapat memberi tanda : [. . .. ] atau [ sic]. Sic berasal dari kata latin sicut yang
berarti “dengan demikian”, “jadi..”, “ seperti itu”.

6. Pengutip tahu bahwa dalam kalimat itu ada kata yang salah, namun pengutip tidak boleh memperbaikinya.

Cara memperbaikinya :
1) ‘Tugas bank antara lain member pinjam [seharusnya, pinjaman, penulis] uang.’
2) ‘Tugas bank antara lain memberi pinjam uang.’ artinya dikutip sesuai dengan aslinya.

Cara 2) ini lebih umum.

7. Menghilangkan bagian kutipan

Dalam kutipan diperkenankan menghilangkan bagian-bagian kutipan dengan syarat bahwa penghilangan bagian itu tidak menyebabkan perubahan makna.

Caranya :
1) Menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea.
Bagian yang dihilangkan diganti dengan tiga titik berspasi.
2) Menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea.
Bagian yang dihilangkan diganti dengan tiga titik berspasi sepanjang garis (dari margin kiri sampai margin kanan).

***Jenis Kutipan***
a. Kutipan langsung:
Kutipan Langsung ialah pemindahan secara lengkap, dalam arti kata demi
kata, kalimat demi kalimat sesuai dengan bunyi pada teks atau perkataan seseorang yang
dikutip oleh penulis. Kutipan sama persis dengan teks aslinya,tidak boleh ada perubahan.Kalau ada hal yang dinilai salah/meragukan,kita beri tanda ( sic! ),yang artinya kita sekedar mengutip sesuai dengan aslinya dan tidak bertanggung jawab atas kesalahan itu.Demikian juga kalau kita menyesuaikan ejaan,memberi huruf kapital,garis bawah,atau huruf miring,kita perlu menjelaskan hal tersebut, missal [ huruf miring dari pengutip ],[ ejaan disesuaikan dengan EYD ],dll. Bila dalam kutipan terdapat huruf atau kata yang salah lalu dibetulkan oleh pengutip,harus digunakan huruf siku [ ….. ].

b. Kutipan tidak lansung ( Kutipan Isi )
Dalam kutipan tidak langsung, penulis melakukan parafrase atau
menggunakan kalimat-kalimat yang disusunnya sendiri menjadi ikhtisar atau intisari
berdasarkan apa yang dikutipnya. Kita hanya mengambil intisari pendapat yang kita kutip.Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan tidak usah diapit tanda petik.Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan kaki,dapat juga dengan sistem catatan langsung ( catatan perut ) seperti telah dicontohkan.


***Teknik Mengutip***
1. Kutipan langsung
1) yang tidak lebih dari empat baris :
a) kutipan diintegrasikan dengan teks
b) jarak antar baris kutipan dua spasi
c) kutipan diapit dengan tanda kutip
d) sudah kutipan selesai, langsung di belakang yang dikutip dalam tanda kurung ditulis sumber darimana kutipan itu diambil, dengan menulis nama singkat atau nama keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan itu diambil.

2) yang lebih dari empat baris :
a) kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi
b) jarak antar kutipan satu spasi
c) kutipan dimasukkan 5-7 ketukan, sesuai dengan alinea teks pengarang atau pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama kutipan dimasukkan lagi 5-7 ketukan.
d) kutipan diapit oleh tanda kutip atau diapit tanda kutip.
e) di belakang kutipan diberi sumber kutipan (seperti pada 1)

2. Kutipan tak langsung
1) kutipan diintegrasikan dengan teks
2) jarak antar baris kutipan spasi rangkap
3) kutipan tidak diapit tanda kutip
4) sesudah selesai diberi sumber kutipan

3. Kutipan pada catatan kaki
Kutipan selalu ditempatkan pada spasi rapat, meskipun kutipan itu singkat saja. Kutipan diberi tanda kutip, dikutip seperti dalam teks asli.

4. Kutipan atas ucapan lisan
Kutipan harus dilegalisir dulu oleh pembicara atau sekretarisnya (bila pembicara seorang pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks sebagai kutipan langsung atau kutipan tidak langsung.

5. Kutipan dalam kutipan
Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan terdapat lagi kutipan.

Dalam hal ini dapat ditempuh dua cara :
1) bila kutipan asli tidak memakai tanda kutip, kutipan dalam kutipan dapat mempergunakan tanda kutip tungggal atau tanda kutip ganda.
2) bila kutipan asli memakai tanda kutip, kutipan dalam kutipan mempergunakan tanda kutip ganda. Sebaliknya bila kutipan asli memakai tanda kutip ganda, kutipan dalam kutipan memakai tanda kutip tunggal.

6. Kutipan langsung dalam materi
Kutipan langsung dimulai dengan materi kutipan hinggga perhentian terdekat, (dapat berupa koma, titik koma, atau titik) disusul dengan sisipan penjelas siapa yang berbicara.
Contoh :
“Jelas,” kata Prof. Haryati, ”kosa kata bahasa Indonesia banyak mengambil dari kosa kata bahasa Sansekerta.”

DAFTAR PUSTAKA

***Unsur-Unsur Daftar Pustaka***
1. Penulis. Mencakup penulis utama, pendamping (bila ada) dan editor (bila ada). Nama penulis umumnya terdiri dari 3 bagian : nama sendiri (given name), nama tengah (middle name),nama keluarga (family name). Cara penulisannya dalam daftar pustaka adalah dengan menyebutkan nama keluarga terlebih dahulu.
2. Judul. Ditulis secara lengkap, dengan nomor edisi bila ada
3. Fakta-fakta penerbitan. Mencakup kota tempat penerbitan buku itu, nama penerbit dan tahun penerbitan. Jika perlu sertakan cetakan ke berapa.
4. Untuk artikel atau tulisan di majalah, perlu ditulis :
- Nama Pengarang (jika ada);
- Untuk artikel yang tidak disertai nama pengarang (anonim) maka dicantumkan Judul
Artikel dalam tanda kutip, yang diikuti dengan keterangan dalam kurung siku ([])
tentang jenis tulisan seperti berita atau tajuk;
- Nama Surat Kabar/Majalah (dengan huruf italic); dan
- Data Penerbitan, yakni: nomor, bulan dan tahun, kemudian halaman-halaman di
mana artikel itu dimuat.


***Teknik Penulisan Daftar Pustaka***
1. Penulis perorangan : nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul buku (cetak miring atau garisbawahi), edisi dan volume, nama penerbit, tempat penerbit (kota), halaman yang dibaca.
2. Kumpulan karangan beberapa penulis dengan editor : nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul karangan . Bab diikuti kata “dalam” atau “in”, judul buku (cetak miring atau garisbawahi), nama editor, edisi, nama penerbit, tempat penerbit (kota).
3. Buku yang ditulis/dibuat oleh lembaga : nama lembaga, tahun terbit, judul buku (cetak miring atau garisbawahi), edisi dan volume, nama penerbit, tempat penerbit (kota), halaman yang dibaca.
4. Buku terjemahan : nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul buku (cetak miring atau garisbawahi), penerjemah, nama penerbit, tempat penerbit (kota), halaman yang dibaca.

***Contoh Penulisan Daftar Pustaka***
- Untuk referensi dari surat kabar atau majalah
Sanusi, Bachrawi. “Ketimpangan Pertumbuhan Ekonomi.” Panji Masyarakat, No. 808, 1-10 Nopember 1994, h. 30-31 dan 45.

- Artikel dan Ensiklopedia
Edgel, Beatrice. “Conception.” Dalam James Hastings (ed.) Encyclopedia of Religion
and Ethics. Jilid 3. New York: Charles Schribner’s Son, 1979, h. 796-797.

- Referensi perundang-undangan
Republik Indonesia. “Undang-undang RI Nomor I Tahun 1985 tentang Perubahan
atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1969.” Dalam Undang-Undang
Keormasan (Parpol & Golkar) 1985. Jakarta: Dharma Bakti, t.th.

- Sumber yang tidak diterbitkan
Salim, Abdul Muin. “Konsepsi Kekuasaan Politik dalam Al-Qur’an.” Disertasi.
Jakarta: Fakultas Pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah, 1989.

- Pustaka disusun oleh dua atau 3 orang
Benjamin, Roger W., et al. Patterns of Political Development: Japan, India, Israel.
New York: David McKay, 1972.

- Untuk buku terjemahan
Al-Zuhayliy, Wahbah. Al-Qur’an al-Karim, Bunyatuh al-Tasyri’iyyah wa Khasa’isuh
al-Hadariyyah. Diterjemahkan oleh Mohammad Lukman Hakiem dan
Muhammad Fuad Hariri dengan judul Al-Qur’an: Paradigma Hukum dan
Peradaban. Surabaya: Risalah Gusti, 1996.

- Seorang pengarang yang mempunyai 2 buku atau lebih
Noer, Deliar. Gerakan Modern Islam di Indonesia, 1900-1942. Cet. II; Jakarta: LP3ES,
1982.
______, Pemikiran Politik di Negeri Barat. Jakarta: Rajawali, 1982.

- Pustaka yang menumpang pada buku lain
Al-Sayutiy, Jalal al-Din. Lubab al-Nuqul fi Asbab al-Nuzul. Dalam al-Sayutiy, Jalal al-Din ibn Abd Rahman ibn Abu Bakr, dan Jalal al-Din Muhammad ibn Ahmad alMahalliy. Tafsir al-Qur’an al-‘Azim. Juz I. Beirut: Dar al-Fikr,1401 H.

Referensi :
http://muliadinur.wordpress.com http://teddyhangkoso.blogspot.com http://lytasapi.wordpress.com http://wartawarga.gunadarma.ac.id
http://riyandari.blogspot.com/2010/12/kutipan-dan-daftar-pustaka.html

PARAGRAF ATAU ALINEA

PENGERTIAN PARAGRAF ATAU ALINEA
Karangan yang pendek / singkat yang berisi sebuah pikiran dan didukung himpunan kalimat yang saling berhubungan untuk membentuk satu gagasan.
Syarat-syarat pembentukan paragraf :
1. Kesatuan : tiap paragraf hanya mengandung satu pikiran / satu tema.
Fungsi paragraf : mengembangkan tema.
2. Koherensi / kepaduan = hubungan antara kalimat dengan kalimat.
Kepaduan dalam kalimat dapat dibangun dengan memperhatikan :
• Unsur kebahasan :
a. repetisi
b. kata ganti
c. kata transisi
• Perincian dan urutan isi paragraf :
a. urutan waktu
b. urutan logis
c. urutan ruang
d. urutan proses
e. sudut pandangan/ point of view
3. Kelengkapan : paragraf dikatakan lengkap, jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik/ kalimat utama.
Di setiap paragraf harus memuat dua bagian penting, yakni :
a. Gagasan Utama adalah gagasan yang menjadi dasar pengembangan paragraf. Gagasan utama suatu paragraf berada pada kalimat topik (kalimat utama). Kalimat ini menjadi tumpuan pengembangan paragraf. Satu kalimat dinyatakan sebagai kalimat utama apabila pernyataan di dalamnya merupakan rangkuman ataupun gagasan menyeluruh, yang dapat mewakili pernyataan-pernyataan lain dalam paragraf itu.
Ciri-ciri kalimat utama
Suatu kalimat berisikan kalimat utama ditandai oleh kata-kata kunci seperti berikut ini:
• Sebagai keseimpulan ....
• Yang penting ....
• Jadi, ...
• Dengan demikian, ....
• Intinya ...
• Pada dasarnya ....

b. Gagasan Penjelas adalah gagasan yang perannya menjelaskan gagasan utama.
Ciri-ciri: kalimat penjelas umumnya berisikan:
• Contoh-contoh
• Peristiwa ilustratif
• Uraian-uraian kecil
• Kutipan-kutipan, dan
• Gambaran-gambaran yang sifatnya parsial.
Baca selengkapnya Pengertian Paragraf atau Alinea
Jenis Paragraf
Paragraf memiliki banyak ragamnya. Untuk membedakan paragraf yang satu dari paragraf yang lain berdasarkan kelompoknya,yaitu : jenis paragraf menurut posisi kalimat topiknya, menurut sifat isinya, menurut fungsinya dalam karangan.
1) Jenis paragraf menurut posisi kalimat topiknya
Kalimat yang berisi gagasan utama paragraf adalah kalimat topik. Karena berisi gagasan utama itulah keberadaan kalmat topic dan letak posisinya dalam paragraf menjadi penting. Posisi kalimat topik di dalam paragraf yang akan memberi warna sendiri bagisebuah paragraf. Berdasarkan posisi kalimat topik, paragraf dapa dibedakan atas empat macam, yaitu : paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf deduktif-induktif, paragraf penuh kalimat topik.
A. Paragraf Deduktif
Adalah paragraf yang letak kalimat pokoknya di tempat kan pada bagian awal paragraf ,yaitu paragraf yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu menyusul uraian yang terinci mengenai permasalahan atau gagasan paragraf (urutan umum-khusus).
B. Paragraf Induktif
Bila kalimat pokok ditempatkan dipada akhir paragraf akan terbentuk paragraf induktif, yaitu paragraf yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu,barulah diakhiri dengan pokok pembicaraan.
C. Paragraf Deduktif-Induktif
Bila kalimat pokok di tempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf, terbentuklah paragraf deduktif-induktif. Kalimat pada akhir paragraf umumnya menjelaskan atau menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada awal paragraf.
D. Paragraf penuh kalimat topik
Seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya sehingga tidak satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik. Kondisi seperti itu dapat atau biasa terjadi akibat sulitnya menentukan kalimat topic karena kalimat yang satu dan lainnya sama-sama penting. Paragraf semacam ini sering dijumpai dalam uraian-uraian bersifat dskriptif dan naratif terutama dalam karangan fiksi.
2) Jenis Paragraf Menurut Sifat Isinya
Isi sebuah paragraf dapat bermacam-macam bergantung pada maksud penulisannya dan tuntutan korteks serta sifat informasi yang akan disampaikan.Penyelarasan sifat isi paragraf dengan isi karangan sebenarnya cukup beralasan karena pekerjaan menyusun paragraf adalah pekerjaan mengarang juga.
Berdasarkan sifat isinya, alinea dapat digolongkan atas lima macam,yaitu:
o Paragraf Persuasif : adalah isi paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca. Paragraf persuasif banyak dipakai dalam penulisan iklan,terutama majalah dan Koran . Sedangkan paragraf argumentasi, deskripsi, daneksposisi umumnya dipakai dalam karangan ilmiah seperti buku,skripsi makalah dan laporan. Paragraf naratif sering dipakai untuk karangan fiksi seperti cerpen dan novel.
o Paragraf argumentasi : adalah isi paragraf membahas satu masalah dengan bukti_bukti alasan yang mendukung.
o Paragraf naratif : adalah isi paragraf menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk data atau cerita.
o Paragraf deskritif : adalah paragraf yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa.
o Paragraf eksposisi : adalah paragraf yang memaparkan sesuatu fakta atau kenyataan kejadian tertentu.
3) Jenis Paragraf Menurut Fungsinya dalam Karangan
Menurut fungsinya, paragraf dapat dibedakan menjadi 3 , yaitu:
1) Paragraf Pembuka
Bertujuan mengutarakan suat aspek pokok pembicaraan dalam karangan .
Sebagai bagian awal sebuah karangan, paragraf pembuka harus di fungsikan untuk:
1. menghantar pokok pembicaraan
2. menarik minat pembaca
3. menyiapkan atau menata pikiran untuk mengetahui isi seluruh karangan.
Setelah memiliki ke tiga fungsi tersebut di atas dapat dikatakan paragraf pembuka memegang peranan yang sangat penting dalam sebuah karangan. Paragraf pembuka harus disajikan dalam bentuk yang menarik untuk pembaca. Untuk itu bentuk berikut ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan menulis paragraf pembuka,yaitu:
1. kutipan, peribahasa, anekdot
2. pentingnya pokok pembicaraan
3. pendapat atau pernyataan seseorang
4. uraian tentang pengalaman pribadi
5. uraian mengenai maksud dan tujuan penulisan
6. sebuah pertanyaan.
2) Paragraf Pengembang
Bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang sebelumnya telah dirumuskan dalam alinea pembuka. Paragraf ini didalam karangan dapat difungsikan untuk:
1.mengemukakan inti persoalan
2. memberikan ilustrasi
3. menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya
4. meringkas paragraf sebelumnya
5. mempersiapkan dasar bagi simpulan.
3)Paragraf Penutup
Paragraf ini berisi simpulan bagian karangan atau simpulan seluruh karangan. Paragraf ini sering merupakan pernyataan kembali maksud penulis agar lebih jelas. Mengingat paragraf penutup dimaksudkan untuk mengakhiri karangan. Penyajian harus memperhatikan hal sebagai berikut :
1. sebagai bagian penutup,paragraf ini tidak boleh terlslu psnjsng
2. isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai cerminan inti seluruh uraian
3. sebagai bagian yang paling akhir dibaca, disarankan paragraf ini dpat menimbulkan kesan yang medalam bagi pembacanya
SUMBER :
http://sepitri.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14474/slide+Paragraf.ppt
http://kemassamawimultiproduction.blogspot.com/2009/05/paragraf_599.html
http://ellopedia.blogspot.com/2010/09/paragraf.html
http://nda-kamal.blogspot.com/